""

15 Agustus, 2012

Bahan Kimia Pada Kemasan Plastik Bisa Picu Obesitas

img
Makanan cepat saji serta gaya hidup buruk seringkali menjadi 'tersangka utama' pada kasus obesitas. Namun kini ada faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terkena obesitas. Apakah itu?

Zat kimia yang digunakan dalam membuat kemasan plastik, serngkali dikaitkan dengan risiko kanker dan bahkan diberi label zat beracun di Kanada. Kini zat tersebut juga diketahui juga berkaitan dengan kenaikan berat badan serta diabetes.

Zat itu adalah bisphenol A (BPA), bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat
botol plastik. Seperti dikutip dari detikhealth, BPA merupakan endocrine disruptor yang dapat mempengaruhi aktivitas hormon normal di dalam tubuh.

Sebuah laporan yang diterbitkan pekan lalu menunjukkan bahwa BPA bisa 'menipu' tubuh untuk meningkatkan lebih banyak lemak. Selain itu, BPA juga dapat membuat bertambahnya produksi insulin (cara tubuh mengatur lemak dan karbohidrat). Jika terlalu banyak insulin, tubuh menjadi 'kebal' terhadap dampaknya, yaitu kenaikan berat badan dan diabetes tipe 2.

Angel Nadal, seorang ahli BPA di Miguel Hernendez University, Spanyol mengatakan," Ketika Anda memakan sesuatu dengan BPA, itu akan memberitahu organ bahwa Anda memakan lebih banyak daripada yang Anda makan."

Dikutip dari DailyMail, dalam penelitannya yang terbaru ia menemukan bahwa BPA dapat mempengaruhi pankreas, organ yang menciptakan insulin. Sedikit paparan zat kimia tersebut dapat memicu pelepasan hampir dua kali lipat insulin dari yang sebenarnya dibutuhkan untuk memecah makanan.

Penelitian lain juga menunjukkan adanya kaitan erat antara BPA dengan obesitas. Penelitian tersebut menggunakan data dari studi kesehatan federal antara tahun 2003-2008. Peneliti melibatkan hampir 4.000 orang dewasa dan diketahui partisipan yang memiliki tingkat BPA tinggi di urine cenderung memiliki diabetes.

Para peneliti juga menganalisis sejumlah faktor lain dalam risiko diabetes seperti berat badan, usia dan juga ras. Diketahui orang-orang dengan tingkat BPA tinggi memiliki risiko 68 persen lebih besar terkena diabetes dibanding dengan yang tingkat BPAnya rendah.

Mekanisme dari pengaruh BPA terhadap risiko diabetes memang belum jelas. Tapi hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa BPA bisa bertindak seperti hormon di dalam tubuh. Selain itu BPA diperkirakan bisa mempromosikan terjadinya peradangan yang terkait dengan diabetes dan juga berbagai penyakit kronis lainnya.

"Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengukur kadar BPA yang bisa mengembangkan diabetes dan berapa lama waktu yang dibutuhkannya," ujar Dr Anoop Shankar dari West Virginia University School of Medicine, seperti dikutip dari Foxnews.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...