Lampu – lampu disko di tepi pantai ternyata mampu membunuh anak penyu . Ini bukan masalah bahwa anak penyu itu terkena sengatan listrik , namun karena cahaya dari lampu-lampu itu bakal menyesatkan mereka .
Begitu mentas dari telurnya , anak anak penyu memiliki naluri untuk berjalan menuju cakrawala yang paling terang . Dalam kondisi normal , cakrawala paling terang itu adalah deburan ombak putih lautan yang diterangi kerlip bintang . Tapi saat pantai menjadi tempat hiburan yang dipenuhi lampu , maka anak penyu akan kehilangan “ cakrawalanya “ dan menuju kea rah gemerlap palsu itu .
Beberapa anak penyu merangkak ke arah yang salah dan mati karena dehidrasi . , dimakan burung dan dipermainkan anjing . Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata yang tidak disesuaikan dengan lingkungan sering kali menimbulkan dampak buruk pada ekosistem .
Kawasan sebagai tempat bertelur penyu telah dikembangkan untuk menarik jumlah wisatawan . Pengembangan itu diikuti dengan tumbuhnya berbagai kafe dan tempat hiburan lain . Turis yang tadinya disuguhi tontonan penyu , kini dimanjakan dengan pertunjukan lain yang terang benderang . Hal itu tentu saja menimbulkan gangguan pada penghuni aslinya yang termasuk hewan langka .
Kematian lain pada penyu yang disebabkan oleh manusia adalah sampah plastic dan karet . Karet seperti balon , misalnya bila jatuh ke air laut warnanya akan luntur dan menjadi seperti ubur – ubur . Penyu sering kali keliru mengira balon sebagai ubur ubur dan memakannya . Akibatnya saluran pencernaannya terganggu dan mengkibatkan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar