“Tubuh saya gatal-gatal sejak saya perang di Hanoi dulu,” tutur Pringgodigdo sembari tertawa kepada sejumlah dokter yang memeriksanya di ruang perawatannya di RSCM, Jakarta. Sejumlah bekas ruam karena gatal terlihat di kulit keriputnya.
Sudah dua minggu ia dirawat di RSCM. Selama itu pula Pringgodigdo menceritakan pengalaman hidupnya kepada John. Kepada Media Indonesia, John pun menuturkan cerita itu. John bercerita, baru satu malam ia berada di Bekasi. Sebelum tiba di Bekasi, Pringgodigdo tinggal di Jonggol.
Menurut Pringgodigdo, ia sudah berumur 155 tahun. Perjalanan hidupnya panjang. Ia pernah menjadi anggota tentara Volkenbond (Lembaga Bangsa-Bangsa/LBB). Dengan Volkenbond itu, ia menjadi salah satu pejuang sekutu di Perang Dunia I.
Menurut John, Pringgodigdo kerap kali bercerita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar sejak kerajaan Majapahit berdiri. Karena kerajaan itu jugalah, menurutnya bangsa-bangsa di dunia dahulu menghormati Indonesia.
Namun keberadaan Pringgodigdo saat ini tidaklah aman jika diketahui publik. John memaparkan, Pringgodigdo kerap bercerita ia membawa aset peninggalan Kerajaan Majapahit dan Mataram. Karena itulah sepanjang perjalanan hidupnya Pringgodigdo mengaku banyak diburu orang yang berburu aset kerajaan kuno yang tentu sangat bernilai tinggi itu.
Bahkan Pringgodigdo mengatakan aset tersebut kini tersimpan pada level Bank Dunia dan turut berperan menstabilkan ekonomi dunia. Aset tersebut tentu saja tidak dapat diambil oleh orang lain selain Pringgodigdo.
Menurut pengakuannya, sudah delapan kali ada pihak-pihak yang mencoba memalsukan identitas Pringgodigdo, baik dari sidik jari hingga tanda tangannya untuk mengambil aset kerajaan kuno itu. Namun selalu gagal. Yang terakhir kali, aksi pemalsuan itu terjadi di Malaysia beberapa tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar