Ketika pertama kali ibu ini dikonsulkan ke saya oleh salah seorang dokter umum saya menangkap kesan bahwa ibu inimengalami patah tulang pangkal paha karena terjatuh di kamar mandi. Dari umurnya yang baru 32 tahun saya sesungguhnya agak heran 'kok bisa patah hanya karena terjatuh di kamar mandi?'. Lalu kemudian saya melakukan tanya jawab, pemeriksaan fisik dan membuat foto roentgen pangkal paha ibu ini. Ternyata saya melihat satu proses di pangkal paha yang sama sekali tidak saya duga. Saya melihat ini bukan lah patah karena trauma biasa tapi bisa jadi karena suatu proses infeksi atau sebaran tumor ganas. Kesimpulan saya, ini adalah suatu patah pathologis artinya kejadian patah akibat kelemahan pada struktur tulang yang bersangkutan sehingga dengan energi yang rendah patah dapat terjadi, yang seharusnya pada kondisi normal tulang ini tidak patah.
Kalau memang demikian saya berpikir tentu ada satu penyakit yang mendasarinya dan ini seharusnya saya temukan. Lalu kemudian saya kembali melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang mengarah untuk pembuktian dugaan saya.
Pertanyaan saya akhirnya terjawab setelah saya menemukan dugaan kuat suatu proses kanker ganas pada payudara kiri ibu ini (saat ini saya masih menunggu konfirmasi hasil pemeriksaan pathologi anatomi).
Temuan ini sesungguhnya cukup mengagetkan saya. Kenapa??? Ternyata si ibu ini sudah menyimpan penyakit payudaranya ini lebih kurang 1 tahun tanpa keluarga lainnya termasuk suaminya sendiri tahu kalau dia sedang menderita penyakit di payudaranya. Ibu dengan 3 anak ini sangat pintar menyimpan rahasia penyakitnya dan diam2 pergi berobat ke 'pengobatan tradisional' yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, dan lagi si ibu ini berhasil membungkam si dukun supaya tidak bercerita kepada siapapun. Selama 1 tahun itu si ibu ini tetap bisa beraktifitas seperti biasa dan bekerja di salah satu pabrik di kota tempat tinggalnya. Setelah kejadian jatuh di kamar mandi yang membuat patah patologis pada pangkal pahanya dan tidak memungkinkan dia bisa berjalan karena sangat nyeri barulah si ibu ini akhirnya dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis walaupun selama 2 minggu patah tulang ini pun sempat ditangani oleh dukun patah yang tidak membuahkan hasil.
Kasus ini menarik perhatian saya karena sarat dengan unsur pendidikan, pola pikir memecahkan masalah kesehatan di masyarakat yang masih 'orang pinter oriented', masalah ekonomi dan masalah ketersediaan pelayanan kesehatan yang handal. Namun saya melihat pada kasus ini unsur pola pikir dan pendidikan masih memiliki kontribusi terbesar dalam mencapai hasil yang optimal. Pendapat saya seandainya ibu ini menggunakan fasilitas kesehatan perusahaan yang dia miliki sejak awal tanpa mampir dulu ke pengobatan tradisional yang tidak jelas 'rasionale' maka tentu kejadian patah pathologis yang menimpa dia tidak akan pernah terjadi.
Lantas apa yang bisa dilakukan pada ibu ini??? Tentunya memastikan keberadaan kanker payudara dan mengatasi masalah saat ini seperti nyeri dan mobilisasi
Kalau memang demikian saya berpikir tentu ada satu penyakit yang mendasarinya dan ini seharusnya saya temukan. Lalu kemudian saya kembali melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang mengarah untuk pembuktian dugaan saya.
Pertanyaan saya akhirnya terjawab setelah saya menemukan dugaan kuat suatu proses kanker ganas pada payudara kiri ibu ini (saat ini saya masih menunggu konfirmasi hasil pemeriksaan pathologi anatomi).
Temuan ini sesungguhnya cukup mengagetkan saya. Kenapa??? Ternyata si ibu ini sudah menyimpan penyakit payudaranya ini lebih kurang 1 tahun tanpa keluarga lainnya termasuk suaminya sendiri tahu kalau dia sedang menderita penyakit di payudaranya. Ibu dengan 3 anak ini sangat pintar menyimpan rahasia penyakitnya dan diam2 pergi berobat ke 'pengobatan tradisional' yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, dan lagi si ibu ini berhasil membungkam si dukun supaya tidak bercerita kepada siapapun. Selama 1 tahun itu si ibu ini tetap bisa beraktifitas seperti biasa dan bekerja di salah satu pabrik di kota tempat tinggalnya. Setelah kejadian jatuh di kamar mandi yang membuat patah patologis pada pangkal pahanya dan tidak memungkinkan dia bisa berjalan karena sangat nyeri barulah si ibu ini akhirnya dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis walaupun selama 2 minggu patah tulang ini pun sempat ditangani oleh dukun patah yang tidak membuahkan hasil.
Kasus ini menarik perhatian saya karena sarat dengan unsur pendidikan, pola pikir memecahkan masalah kesehatan di masyarakat yang masih 'orang pinter oriented', masalah ekonomi dan masalah ketersediaan pelayanan kesehatan yang handal. Namun saya melihat pada kasus ini unsur pola pikir dan pendidikan masih memiliki kontribusi terbesar dalam mencapai hasil yang optimal. Pendapat saya seandainya ibu ini menggunakan fasilitas kesehatan perusahaan yang dia miliki sejak awal tanpa mampir dulu ke pengobatan tradisional yang tidak jelas 'rasionale' maka tentu kejadian patah pathologis yang menimpa dia tidak akan pernah terjadi.
Lantas apa yang bisa dilakukan pada ibu ini??? Tentunya memastikan keberadaan kanker payudara dan mengatasi masalah saat ini seperti nyeri dan mobilisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar